Mengenal Paradigma Training Guru Dan Tenaga Kependidikan - Tozsugianto

Mengenal Paradigma Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan ||Penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan didasarkan pada beberapa paradigma.Sebagian paradigma bersifat universal , dimengerti dan dipakai banyak sekali bangsa , dansebagian lagi lebih bersifat nasional sesuai dengan nilai-nilai dan kondisibangsa Indonesia. Mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) KementrianPendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) , Renstra Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)Tahun 2015-2019 sebagaimana dirilis www.gtk.kemdikbud.go.id disusun berdasarkanparadigma selaku berikut:

1.Pendidikan untuk Semua

“Setiap orang berhak membuatkan diri lewat pemenuhan keperluan dasarnya ,berhak memperoleh pendidikan dan mendapatkan faedah dari ilmu wawasan danteknologi , seni dan budaya , demi meningkatkan mutu hidupnya dan demikesejahteraan umat manusia" merupakan amanat konstitusi. Memenuhi amanatkonstitusi tersebut , Ditjen GTK mempunyai kiprah untuk menyanggupi hak guru dalammengembangkan diri dan memperoleh faedah dari ilmu wawasan dan teknologimelalui pendidikan dan pembinaan yang sanggup diakses oleh setiap guru. Peranpenting Ditjen GTK tersebut merupakan mengerjakan pembinaan dan pengembangankarier guru dan tenaga kependidikan tanpa membedakan status ekonomi , kondisifisik/mental , asal wilayah , gender dan agama dalam rangka mendukungterselenggaranya pendidikan untuk semua.

2.Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan merupakan proses yang berjalan seumur hidup , yakni sejak lahirhingga selesai hayat. Pendidikan mesti diselenggarakan dengan metode terbuka yangmemungkinkan kebebasan opsi dan waktu solusi agenda secara lintassatuan dan jalur pendidikan. Untuk mendukung proses pendidikan tersebut ,peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan secara berkelanjutandan diselenggarakan dengan metode terbuka yang sanggup diakses oleh semua gurudan tenaga kependidikan merupakan bab dari kiprah Ditjen GTK antara lainberupa penyiapan metode pengembangan keprofesian berkesinambungan yangmemungkinkan guru dan tenaga kependidikan untuk terus berguru sepanjanghayatnya.

3.Pendidikan selaku Suatu Gerakan

Pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang sebaik-baiknyabagi semua warga negara. Namun , semua pihak sanggup memberi dukungan dalampenyelenggaraan pendidikan mudah-mudahan risikonya optimal. Penyelenggaraan pendidikanharus disikapi selaku sebuah gerakan , yang mengintegrasikan semua potensinegeri dan kiprah aktif seluruh masyarakat. Untuk mendukung pendidikan sebagaisuatu gerakan , maka Ditjen GTK berperan mendorong guru dan tenaga kependidikansebagai motor penggagas kenaikan mutu pendidikan.

4.Pendidikan Menghasilkan Pembelajar

Penyelenggaraan pendidikan mesti memperlakukan , memfasilitasi , dan mendorongpeserta didik menjadi subjek pembelajar sanggup berdiri diatas kaki sendiri yang bertanggung jawab , kreatifdan inovatif. Pendidikan diupayakan menciptakan insan yang suka berguru danmemiliki kesanggupan berguru yang tinggi. Pembelajar hendaknya bisa menyesuaikandiri dan merespons tantangan gres dengan baik. Untuk menciptakan pembelajar ,maka Ditjen GTK berperan mendorong guru dan tenaga kependidikan untuk selalumeningkatkan kompetensi , kreativitas , dan inovasi yang sanggup memotivasi anakdidik menjadi insan pembelajar.

5.Pendidikan Membentuk Karakter

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan , pemberdayaan , dan pembentukankepribadian dengan aksara unggul yang antara lain: bercirikan kejujuran ,berakhlak mulia , sanggup berdiri diatas kaki sendiri , serta piawai dalam menjalani hidup. Untuk mewujudkankesemuanya itu , Ditjen GTK berperan dalam penguatan guru sebagai rolemodel dalam membentuk tabiat dan membuatkan potensi anak didik agarmenjadi insan yang berkarakter besar lengan berkuasa , berpikiran maju dan berpandangan terbaru ,serta bertingkah baik , lewat keteladanan sikap dan sikap baik bagipeserta didik.

6.Sekolah yang Menyenangkan

Sekolah selaku satuan pendidikan yang utama merupakan sebuah ekosistem. Suatutempat yang di dalamnya terjadi korelasi saling ketergantungan antara manusiadengan lingkungannya. Sekolah mesti menjadi wilayah yang menggembirakan bagimanusia yang berinteraksi di dalamnya , baik siswa , guru , tenaga pendidik ,maupun orang bau tanah siswa. Untuk merealisasikan fungsi sekolah tersebut , Ditjen GTKberperan mendorong Guru dan Tenaga Kependidikan menjadi motor penggagas untukmewujudkan sekolah yang aman lewat penguatan kiprah kepala sekolah yangmemimpin para pelaku pendidikan untuk menciptakan sekolah yang efektif.

7.Pendidikan Membangun Kebudayaan

Pendidikan mempunyai korelasi yang amat bersahabat dengan kebudayaan. Sebagian dariparadigma yang disebut di atas mengandung faktor kebudayaan atau proses budaya.Pendidikan intinya juga merupakan proses membangun kebudayaan ataumembentuk peradaban. Untuk merealisasikan hal tersebut , Ditjen GTK berperanmendorong guru dan tenaga kependidikan membangun budaya kerja sesuai standarkinerja yang diharapkan.

Demikian santapan pemberitahuan tentang Paradigma Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan yang sanggup disampaikan pada peluang ini. SemogaBermanfaat !!! ...

Labels:Info Guru

Thanks for reading Mengenal Paradigma Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan. Please share...!

Tidak ada komentar untuk "Mengenal Paradigma Training Guru Dan Tenaga Kependidikan - Tozsugianto"