Memahami Proses Administrasi Berbasis Sekolah (Mbs) - Tozsugianto


Proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) terdiriatas penyusunan rencana , pengorganisasian , pelaksanaan , dan pengawasan. MBS terdiriatas komponen/bidang: (1) tata kelola kurikulum dan pembelajaran , (2) manajemenpeserta didik , (3) tata kelola pendidik dan tenaga kependidikan , (4) manajemenpembiayaan , (5) tata kelola fasilitas dan prasarana , (6) tata kelola koordinasi sekolahdan penduduk , dan (7) tata kelola budaya dan lingkungan sekolah.

Untuk meraih kesuksesan implementasi MBS , masing-masingkomponen/bidang tata kelola sekolah diselenggarakan secara profesional lewat 4proses tata kelola sekolah guna menciptakan kesatuan pengelolaan sekolah yangberkualitas. Keempat proses tata kelola sekolah dan ketujuh komponen/bidangmanajemen sekolah merupakan metode , yang dielaborasi dalam gambar di bawah ini:


1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses menentukan tujuan , kegiatan ,sumber daya , waktu , wilayah dan mekanisme penyelenggaraan komponen/bidangmanajemen berbasis sekolah. Syarat-syarat penyusunan rencana dalam tata kelola sekolahmeliputi: (1) tujuan yang terperinci , (2) sederhana ,
(3) kongkret , (4) simpel , (5) terinci , (6) fleksibel , (7)menyeluruh , dan (8) efektif dan efisien. Dalam penyusunan rencana perlu menjawab 5 Wdan 1 H (why , what , who , when , where , dan how). Produk penyusunan rencana adalahrencana kegiatan. Secara spesifik klarifikasi tentang 5 W dan I H seumpama gambar berikut:


2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses kegiatan menentukan , membentukhubungan kerja , menyusun deskripsi kiprah dan wewenang orang-orang yang terlibatdalam kegiatan komponen/bidang tata kelola sekolah tertentu sehingga terbentukkesatuan kiprah dan struktur organisasi yang terperinci dalam upaya pencapaian tujuanpeningkatan mutu sekolah. Memilih orang-orang yang dilibatkan dalam kegiatantertentu memikirkan karakteristik dan latar belakang yang bersangkutan ,antara lain: karakteristik fisik dan psikis (minat , kesanggupan , emosi ,kecerdasan , dan kepribadian); serta latar belakang (pendidikan , pengalaman , danjabatan sebelumnya). Membentuk korelasi kerja menjadi satu kesatuan berartibahwa penempatan orang-orang dalam kegiatan tertentu dibikin berupa susunandan atau struktur organisasi , lengkap dengan deskripsi kiprah dan wewenangnya.

Struktur organisasi sekolah berisi tentang sistempenyelenggaraan dan tata kelola yang diuraikan secara terperinci dan transparan.Semua pimpinan , pendidik , dan tenaga kependidikan mempunyai uraian kiprah ,wewenang , dan tanggung jawab yang terperinci tentang keseluruhan penyelenggaraan danadministrasi sekolah. Pedoman yang mengendalikan tentang struktur organisasisekolah:
  1. memasukkan unsur staf tata kelola dengan wewenang dantanggungjawab yang terperinci untuk menyelenggarakan tata kelola secara optimal; 
  2. dievaluasi secara terpola untuk menyaksikan efektifitasmekanisme kerja pengelolaan sekolah;
  3. diputuskan oleh kepala sekolah dengan mempertimbangkanpendapat dari komite sekolah.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan mempunyai arti implementasi dari penyusunan rencana danpengorganisasian yang sudah disusun. Dalam pelaksanaan perlu diberikanmotivasi , supervisi , dan pemantauan. Pemberian motivasi merupakan upayamendorong pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah biar senantiasa meningkatkanmutu kegiatan yang menjadi kiprah dan tanggungjawabnya. Supervisi yaitupemberian pemberian perbaikan dan pengembangan kegiatan implementasikomponen/bidang tata kelola sekolah biar lebih efektif dan efisien dalam mencapaitujuan kenaikan mutu sekolah. Supervisi termasuk supervisi manajerial danakademik , yang dijalankan secara terencana dan berkesinambungan oleh kepalasekolah , atasan dan pemangku kepentingan lainnya. Pemantauan dijalankan olehkepala sekolah , atasan , dan pemangku kepentingan yang lain secara terencana danberkesinambungan untuk menganggap efisiensi , efektifitas , dan akuntabilitaspenyelenggaraan komponen/bidang tata kelola sekolah.

Prinsip pelaksanaan MBS meliputi: (1) penetapan standaroperasional kegiatan , (2) penentuan ukuran kesuksesan kegiatan , (3) melakukanpengembangan kegiatan atau langkah-langkah koreksi kalau diperlukan.

Dalam melaksanakan kegiatan sekolah , sekolah menciptakan danmemiliki pedoman yang mengendalikan aneka macam faktor pengelolaan secara tertulis yangmudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. Perumusan pedoman sekolah:
  1. mempertimbangkan visi , misi dan tujuan sekolah;
  2. ditinjau dan dirumuskan kembali secara terpola sesuaidengan kemajuan masyarakat.
Pedoman sekolah berfungsi selaku isyarat pelaksanaanoperasional. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi:
  1. implementasi kurikulum;
  2. kalender pendidikan/akademik;
  3. struktur organisasi sekolah;
  4. pembagian kiprah di antara guru;
  5. pembagian kiprah di antara tenaga kependidikan;
  6. peraturan akademik;
  7. tata tertib sekolah;
  8. kode etik sekolah;
  9. biaya operasional sekolah.
 4. Pengawasan
Pengawasan diartikan selaku proses kegiatan untukmembandingkan antara patokan yang sudah ditetapkan dengan hasil pelaksanaankegiatan. Pengawasan mempunyai faedah untuk mengukur kesuksesan dan penyimpangan ,memberikan laporan dan menerapkan metode umpan balik bagi keseluruhan kegiatankomponen/bidang tata kelola sekolah. Pengawasan termasuk kegiatan penilaian ,pelaporan , dan tindak lanjut hasil pengawasan. Kegiatan pengawasan jugadidasarkan atas kegiatan pemberian motivasi , pengarahan , supervisi , danpemantauan.

Sekolah menyusun kegiatan pengawasan secara obyektif ,bertanggung jawab dan berkelanjutan. Penyusunan kegiatan pengawasan di sekolahdidasarkan pada Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar danMenengah. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenagakependidikan. Pengawasan pengelolaan sekolah termasuk pemantauan , supervisi ,evaluasi , pelaporan , dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Pemantauan pengelolaan sekolah dijalankan oleh komite sekolahatau bentuk lain dari forum perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secarateratur dan berkesinambungan untuk menganggap efisiensi , efektivitas , danakuntabilitas pengelolaan. Supervisi pengelolaan akademik dijalankan secarateratur dan berkesinambungan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Dalam proses pengawasan sekolah , sekolah menyiapkanbahan-bahan yang diinginkan untuk mengikuti legalisasi sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku. Sekolah mesti senantiasa berupaya meningkatkanstatus legalisasi , dengan menggunakan forum legalisasi eksternal yangmemiliki legitimasi. Sekolah mesti terus mengembangkan mutu kelembagaannyasecara holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.

Bacaan Selanjutnya;
Komponen / Bidang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) - [klik di sini]

Demikian sajian pemberitahuan mengenai Memahami Proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sanggup disampaikan pada potensi ini.

Semoga Bermanfaat !!!


Labels:Pendidikan

Thanks for reading Memahami Proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Please share...!

Tidak ada komentar untuk "Memahami Proses Administrasi Berbasis Sekolah (Mbs) - Tozsugianto"