Sambutan Wakil Presiden Jusuf Kalla Pada Rembuk Nasional Pendidikan Dan Kebudayaan (Rnpk) 2018 - Tozsugianto
Demikian Screen Shoot dari Laman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang berisi gunjingan wacana isi Sambutan Wapres Jusuf Kalla pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 yang berjalan tanggal 5 - 8 Februari 2018. Berikut dihidangkan isi lengkap dari gunjingan tersebut:
Sawangan-Depok , 7Februari 2018
Sawangan-Depok --Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengajak penerima Rembuk Nasional Pendidikandan Kebudayaan (RNPK) berpikir maju ke depan. Wapres mengajak penerima rembukmenghadirkan referensi dan tata cara yang mendorong penemuan dan kenaikan keterampilan sumberdaya insan mudah-mudahan terwujud kemakmuran bareng sesuai amanat konstitusi.
"Tidak ada kemakmuran bangsa tanpa kecerdasan. Tidak ada negara majutanpa pandai bangsanya , tanpa maju bangsanya dan pendidikannya" , demikiandisampaikan Wapres dalam sesi wangsit dan motivasi pendidikan dan kebudayaanRNPK 2018 , di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) , di Bojongsari , Depok , Jawa Barat ,Rabu (7/2/2018).
Semua negara yang berkemajuan , yang ingin makmur , menurut Wapres , selaludiiringi tindakan dalam bikin nilai tambah. Dan nilai tambahtersebut bisa diraih lewat riset dan teknologi; keduanya bersahabat kaitannyadengan pendidikan. Begitu juga dengan kebudayaan yang sungguh bersahabat kaitannyadengan pendidikan dan kemakmuran bangsa.
"Bagaimana menyinkronkan kecerdasan sebagaimana tuntutan konstitusi , danmembuat kemakmuran pada dikala yang serupa ," ungkap Wapres.
Fokus Penyelesaian Masalah Pendidikan
Menurut Wapres , isu yang senantiasa menawan didiskusikan yakni budget fungsipendidikan yang terus naik setiap tahun , tetapi belum mendapat kualitaspendidikan yang baik. Diakuinya , problem pendidikan bukan problem yang mudah.Pemerintah menjajal memecahkan lewat konsentrasi penanganan.
"Kalau dahulu menteri pendidikan mengendalikan semua dari Taman Kanak-kanak hingga perguruantinggi , kini Kemendikbud membawahi pendidikan dasar dan menengah , dankebudayaan. Pendidikan tinggi kita satukan dengan riset; itu mudah-mudahan terjadifokus ," terang Wapres.
Fokus pemerintah dalam merevitalisasi pendidikan vokasi mesti menyasarperbaikan mutu lulusan dan mutu guru sekolah menengah kejuruan (SMK)."Vokasi itu training yang bagus , skill yang bagus , perbandingan yang baik.Tentunya itu diikuti dengan penghargaan yang bagus ," kata Wapres.
Sementara upaya pemerintah untuk menguatkan pendidikan abjad memerlukanketeladanan guru. Bagi Wapres , seorang guru yang bagus bukan cuma alasannya yakni ialulus dari forum pendidikan keguruan yang bereputasi baik. "Dia perlulatihan dan pengalaman ," tutur Wapres.
Wapres Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa sehabis dikaji mendalam , dan melaluikoordinasi dengan banyak sekali pihak , pemerintah bertujuan untuk kembali mengangkattenaga pendidik.
"Kita lihat lebih banyak guru yang pensiun , ketimbang yang kita angkat.Karena itu saya telah bicarakan dengan Presiden dan ia oke untukmengangkat kelemahan guru yang puluhan ribu itu ," ungkap Wapres.
Budaya Belajar
Wapres menyodorkan pentingnya budaya mencar ilmu di masyarakat. Disampaikannyakepada Mendikbud untuk memperbaiki administrasi di sekolah , salah satu hal yangdapat ditangani yakni kegiatan pertukaran Kepala Sekolah dan Guru.
Secara lazim , menurutnya , semangat dan budaya mencar ilmu di Jawa telah anggun , namundi kawasan yang masih tergolong tertinggal. Semangat mengembangkan pendidikan masihrendah. Ia berharap mudah-mudahan sekolah sanggup aktif menjemput anak usia sekolah yangtidak bersekolah mudah-mudahan sanggup ikut belajar.
Optimalisasi Penggunaan Anggaran Pendidikan
Menyoal mahalnya ongkos pendidikan dan kebijakan 'sekolah gratis' , Wapresmengungkapkan sekolah wajib digratiskan bagi penduduk yang tidak dapat , namunbagi penduduk yang dapat diperlukan turut menyumbang. Tidak semua masalahpendidikan , terutama yang terkait dengan kepraktisan menjadi tanggungjawabKemendikbud. Bagi Wapres , sesuai amanat undang-undang , mengembangkan pendidikanmenjadi tanggungjawab bersama.
"Marilah kita kembali bergotongroyong memperbaiki itu (pembiayaanpendidikan , red) selama ada konstruksi yang terang antara yang dapat dan yangtidak bisa ," tutur Wapres Jusuf Kalla.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam penutupanRNPK tahun 2018 menyodorkan tuntutan mudah-mudahan para Kepala Dinas turut aktifmemperjuangkan besaran alokasi budget fungsi pendidikan dan kebudayaansebagaimana amanah UUD 1945 , yakni sebesar dua puluh persen didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Mestinya dua puluh persen itu di luar transfer daerah. Tetapi banyakkabupaten , kota , maupun provinsi , biasanya masih menilai itu yakni termasukdana transfer daerah. Sehingga banyak sekali sehabis kita telisik kabupaten ,kota , maupun provinsi bahkan di bawah satu persen. Artinya nyaris seratuspersen mengandalkan dana transfer kawasan ," ujar menteri Muhadjir.
Tak lupa guru besar Universitas Negeri Malang ini menyodorkan instruksi kepadajajarannya mudah-mudahan sanggup mempertahankan , meningkatkan kolaborasi dan kekerabatan baik antarunit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud);dan juga dengan jajaran pemerintah kawasan baik di Kabupaten/Kota/Provinsi.
"Supaya menyingkir dari overlapping dan overloading , saya kira hubungankonsultasi dan komunikasi mesti senantiasa ditangani dari masing-masingpihak ," kata Mendikbud. (*)
"Tidak ada kemakmuran bangsa tanpa kecerdasan. Tidak ada negara majutanpa pandai bangsanya , tanpa maju bangsanya dan pendidikannya" , demikiandisampaikan Wapres dalam sesi wangsit dan motivasi pendidikan dan kebudayaanRNPK 2018 , di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) , di Bojongsari , Depok , Jawa Barat ,Rabu (7/2/2018).
Semua negara yang berkemajuan , yang ingin makmur , menurut Wapres , selaludiiringi tindakan dalam bikin nilai tambah. Dan nilai tambahtersebut bisa diraih lewat riset dan teknologi; keduanya bersahabat kaitannyadengan pendidikan. Begitu juga dengan kebudayaan yang sungguh bersahabat kaitannyadengan pendidikan dan kemakmuran bangsa.
"Bagaimana menyinkronkan kecerdasan sebagaimana tuntutan konstitusi , danmembuat kemakmuran pada dikala yang serupa ," ungkap Wapres.
Fokus Penyelesaian Masalah Pendidikan
Menurut Wapres , isu yang senantiasa menawan didiskusikan yakni budget fungsipendidikan yang terus naik setiap tahun , tetapi belum mendapat kualitaspendidikan yang baik. Diakuinya , problem pendidikan bukan problem yang mudah.Pemerintah menjajal memecahkan lewat konsentrasi penanganan.
"Kalau dahulu menteri pendidikan mengendalikan semua dari Taman Kanak-kanak hingga perguruantinggi , kini Kemendikbud membawahi pendidikan dasar dan menengah , dankebudayaan. Pendidikan tinggi kita satukan dengan riset; itu mudah-mudahan terjadifokus ," terang Wapres.
Fokus pemerintah dalam merevitalisasi pendidikan vokasi mesti menyasarperbaikan mutu lulusan dan mutu guru sekolah menengah kejuruan (SMK)."Vokasi itu training yang bagus , skill yang bagus , perbandingan yang baik.Tentunya itu diikuti dengan penghargaan yang bagus ," kata Wapres.
Sementara upaya pemerintah untuk menguatkan pendidikan abjad memerlukanketeladanan guru. Bagi Wapres , seorang guru yang bagus bukan cuma alasannya yakni ialulus dari forum pendidikan keguruan yang bereputasi baik. "Dia perlulatihan dan pengalaman ," tutur Wapres.
Wapres Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa sehabis dikaji mendalam , dan melaluikoordinasi dengan banyak sekali pihak , pemerintah bertujuan untuk kembali mengangkattenaga pendidik.
"Kita lihat lebih banyak guru yang pensiun , ketimbang yang kita angkat.Karena itu saya telah bicarakan dengan Presiden dan ia oke untukmengangkat kelemahan guru yang puluhan ribu itu ," ungkap Wapres.
Budaya Belajar
Wapres menyodorkan pentingnya budaya mencar ilmu di masyarakat. Disampaikannyakepada Mendikbud untuk memperbaiki administrasi di sekolah , salah satu hal yangdapat ditangani yakni kegiatan pertukaran Kepala Sekolah dan Guru.
Secara lazim , menurutnya , semangat dan budaya mencar ilmu di Jawa telah anggun , namundi kawasan yang masih tergolong tertinggal. Semangat mengembangkan pendidikan masihrendah. Ia berharap mudah-mudahan sekolah sanggup aktif menjemput anak usia sekolah yangtidak bersekolah mudah-mudahan sanggup ikut belajar.
Optimalisasi Penggunaan Anggaran Pendidikan
Menyoal mahalnya ongkos pendidikan dan kebijakan 'sekolah gratis' , Wapresmengungkapkan sekolah wajib digratiskan bagi penduduk yang tidak dapat , namunbagi penduduk yang dapat diperlukan turut menyumbang. Tidak semua masalahpendidikan , terutama yang terkait dengan kepraktisan menjadi tanggungjawabKemendikbud. Bagi Wapres , sesuai amanat undang-undang , mengembangkan pendidikanmenjadi tanggungjawab bersama.
"Marilah kita kembali bergotongroyong memperbaiki itu (pembiayaanpendidikan , red) selama ada konstruksi yang terang antara yang dapat dan yangtidak bisa ," tutur Wapres Jusuf Kalla.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam penutupanRNPK tahun 2018 menyodorkan tuntutan mudah-mudahan para Kepala Dinas turut aktifmemperjuangkan besaran alokasi budget fungsi pendidikan dan kebudayaansebagaimana amanah UUD 1945 , yakni sebesar dua puluh persen didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Mestinya dua puluh persen itu di luar transfer daerah. Tetapi banyakkabupaten , kota , maupun provinsi , biasanya masih menilai itu yakni termasukdana transfer daerah. Sehingga banyak sekali sehabis kita telisik kabupaten ,kota , maupun provinsi bahkan di bawah satu persen. Artinya nyaris seratuspersen mengandalkan dana transfer kawasan ," ujar menteri Muhadjir.
Tak lupa guru besar Universitas Negeri Malang ini menyodorkan instruksi kepadajajarannya mudah-mudahan sanggup mempertahankan , meningkatkan kolaborasi dan kekerabatan baik antarunit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud);dan juga dengan jajaran pemerintah kawasan baik di Kabupaten/Kota/Provinsi.
"Supaya menyingkir dari overlapping dan overloading , saya kira hubungankonsultasi dan komunikasi mesti senantiasa ditangani dari masing-masingpihak ," kata Mendikbud. (*)
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelolaweb kemdikbudEditor :
Dilihat 191 kali
Dilihat 191 kali
Untuk menyaksikan Sumber Berita orisinil silahkan eksklusif datangi laman blog Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tautan berikut: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/02/wapres-hadirkan-pola-yang-mendorong-inovasi-dan-peningkatan-keahlian
Demikian hidangan informasi tentang Sambutan Wapres Jusuf Kalla pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018. Sumber informasi ini sengaja Admin rilis untuk mendapat informasi yang akurat wacana apa yang Wapres Sampaikan guna meminimalkan adanya salahpenafsiran.
Semoga Bermanfaat !!!
Labels:Pendidikan ,PNS PPPK
Thanks for reading Sambutan Wapres Jusuf Kalla pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018. Please share...!
Tidak ada komentar untuk "Sambutan Wakil Presiden Jusuf Kalla Pada Rembuk Nasional Pendidikan Dan Kebudayaan (Rnpk) 2018 - Tozsugianto"
Posting Komentar