Strategi Dan Contoh Training Administrasi Berbasis Sekolah (Mbs) - Tozsugianto
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ialah salah saturegulasi yang mesti digunakan oleh sekolah dasar dalam mengurus pendidikan. Sejak diberlakukannya MBS dalam peraturan perundangan tahun 2003 dandijabarkan ke dalam peraturan pemerintah tahun 2005 serta peraturan menteritahun 2005 semestinyasekolah-sekolah dasar sudah menjalankan MBS dengan baik. Namun demikian ,pelaksanaan MBS di sekolah dasar masih belum merata di seluruh Indonesia.
A. Sasaran PembinaanMBS
Sasaran seminar MBS yakni Dinas Pendidikan Provinsi ,Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota , UPTD/KCD Pendidikan Kecamatan , dan sekolahdasar baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Program ini dilaksanakansecara sedikit demi sedikit sesuai dengan kesanggupan dan keadaan tempat masing-masing denganmengacu terhadap planning strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2015s.d. 2019 , sehingga pada tahun 2014 secara nasional sanggup meraih targetsebesar 90% dari sekolah dasar yang ada sanggup menjalankan aktivitas MBS denganbaik.
B. Ruang Lingkup
Program seminar MBS , intinya diarahkan pada upayapengembangan sekolah secara menyeluruh (Hole scholl development) , yang terdiriatas tujuh komponen/bidang administrasi sekolah , yakni (1) kurikulum danpembelajaran , (2) penerima didik , (3) tenaga pendidik dan kependidikan , (4)sarana dan prasarana , (5) pembiayaan , (6) peranserta penduduk , dan (7) budayadan lingkungan sekolah. Sedangkan lingkup aktivitas dalam menjalankan pembinaanmeliputi aneka macam aktivitas seperti: (1) penyusunan tutorial seminar MBS ,(2)sosialisasi , (3) advokasi , (4) bimbingan teknis , (5) pendampingan , (6)kunjungan sekolah , (7) magang (induksi) , (8) piloting , (9)pemberdayaankkg/kkks/kkps , dan (10) metode gradasi.
C. Prinsip Pembinaan
Dalam menjalankan aktivitas seminar MBS hendaknya mengunakanprinsip-prinsip selaku berikut:
- Kooperatif , artinya ada kerjasama dan kerjasama yang baikantara instansi , sekolah , dan pemangku kepentingan;
- Akuntabilitas , prinsip ini menekankan padapertanggungjawaban penyelenggara aktivitas dalam menjalankan setiap kegiatansesuai dengan aturan;
- Keberlanjutan , artinya aktivitas ditangani secara berkesinambungan;
- Menyeluruh , artinya aktivitas termasuk semuakomponen/bidang MBS;
- Terpadu , dimaksudkan aktivitas ditangani secara sinergisdengan kegiatan-kegiatan sekolah;
- Aplikatif , aktivitas sanggup dipraktekkan sesuai dengansituasi , keadaan , dan karakteristik sekolah;
- Keterjangkauan ongkos , artinya aktivitas sanggup dibiayaisesuai kesanggupan yang berasal dari pemerintah , teman , dan sekolah secaramandiri.
Pembinaan MBS sanggup ditangani dengan seni administrasi dan polasebagai berikut:
- Pada dasarnya seminar MBS ditangani secara berjenjang daritingkat pusat , provinsi , kabupaten/kota , hingga tingkat gugus sekolah/sekolahdasar.
- Guna memfasilitasi pelaksanaan seminar MBS dibikin TimPembina MBS dari Tingkat Pusat dan Provinsi , Tim Pengembang TingkatKabupaten/Kota hingga Tingkat Gugus Sekolah. Khusus untuk tingkat gugussekolah/sekolah dasar tim terbuat yakni tim pelaksana MBS karenalangsung berhubungan dengan implementasi MBS di sekolah.
- Pelaksanaan seminar MBS utamakan terhadap SDInti/Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) dengan menggunakan metode gugus yangada. Hal ini ditangani untuk lebih mempekerjakan metode gugus yang ada danmembantu mempercepat penyebaran gunjingan regulasi , kebijakan dan tata caramengimplementasi MBS secara baik di sekolah- sekolah dasar yang ada dimasing-masing gugus. Pertimbangan lain menggunakan metode gugus tersebut adalahsegi efisiensi ongkos alasannya besarnya jumlah sekolah dasar (147.000 SD) yangterpencar dan tersebar di seluruh tanah air pada 33 provinsi dan kurang lebih 500kabupaten/kota. Dari SD Inti ini diharapkan menyebarluaskan gunjingan regulasi ,kebijakan dan tata cara mengimplementasikan MBS secara baik sehinggasekolah-sekolah dasar yang lain di gugus (SD-SD Imbas) sanggup menggandakan danmenerapkan MBS dengan baik pula lewat aktivitas konferensi , dialog. danlokakarya di KKG , KKKS , dan KKPS.
- Program seminar MBS , sanggup ditangani lewat beberapastrategi aktivitas antara lain: (1) penyusunan tutorial seminar MBS , (2)sosialisasi , (3) advokasi , (4) Bimbingan Teknis , (5) pendampingan , (6)kunjungan sekolah , (7) magang (induksi) , (8) piloting , (9) pemberdayaanKKG/KKKS/KKPS , dan (10) metode gradasi.
- Pembiayaan pelaksanaan MBS berasal dari aneka macam sumber danayang relevan. Pembinaan MBS yang ditangani oleh pusat menggunakan dana APBN.Untuk seminar MBS yang ditangani oleh provinsi dananya bersumber dari dana Dekonsentrasi.Pembinaan MBS yang ditangani oleh kabupaten/kota menggunakan dana APBD
Proses seminar MBS lewat beberapa langkah: penyusunan rencana ,implementasi , dan pengawasan dan evaluasi.
Perencanaan Program
Untuk menyebarkan MBS yang aman perlu menyusun programpembinaan MBS. Terlebih dulu menentukan sasaran pelaksanaan pengembangan ygdiinginkan , menyusun
panduan-panduan dan bahan-bahan , mengalokasikan waktu dananggaran , menentukan
startegi pelaksanaan dan teknik yang akan digunakan , sistempengawasan dan penilaian , dan menyusun instrumen kesuksesan aktivitas tersebut.
Implementasi Program
- Membentuk tim pengembang MBS (mulai dari tingkat pusatsampai ke kabupaten/kota).
- Membuat job description secara terang agar setiap unsur timpengembang mengenali dan mengerti kiprah dan tanggung jawabnya masing-masing.
- Tim pengembang yang sudah dibikin menentukan targetprogram , menyusun aktivitas kegiatan , seni administrasi pelaksanaan aktivitas , dan strategipelaksanaan pengawasan dan penilaian program.
- Melaksanakan aktivitas pengembangan sesuai dengan teknikyang ditetapkan.
- Melakukan kerjasama forum pelaksana dari tingkat pusatsampai kabupaten/kota.
- Melakukan kerjasama dengan forum teman pemerintah.
Pengawasan dan Evaluasi ialah bab yang takterpisahkan dalam pelaksanaan aktivitas MBS , untuk mengawasi dan sekaligusmemberikan seminar serta umpan balik
terhadap proses penyusunan rencana ,penganggaran dan pelaksanaan.Hasil pengawasan dan
evaluasi sanggup dipergunakan selaku referensi dalammelaksanakan advokasi dan komuninkasi ke aneka macam golongan , baik kalanganpemerintah selaku pembuat kebijakan , teman pemerintah , penduduk luas untukmeningkatkan keterlibatan dan menolong memecahkan problem bersama.
F. Tahapan PembinaanMBS
Pentahapan dan skala prioritas sungguh diharapkan untuk dapatmencapai tujuan aktivitas pengembangan MBS. Tahapan dan skala prioritas yangditetapkan merefleksikan pentingnya permasalahan yang akan dituntaskan tanpamengabaikan permasalahan lainnya. Oleh alasannya itu , skala prioritas dalam setiaptahapan berbeda. Namun , semua itu mesti berkelanjutan dari tahapan satu ketahapan berikutnya. Lebih Lengkap wacana Tahapan Pembinaan MBS - [klik di sini]
G. PembiayaanPembinaan MBS
Pelaksanakan aktivitas pengembangan MBS , pastinya tidakterlepas dari unsur pembiayaan atau pendanaan , adapun pembiayaan pengembanganMBS sanggup bersumber dari: 1) APBN , yakni dana BOS , dana pengembangan MBS , blockgrantdan yang lain yang relevan; 2) APBD , yakni dana BOSDA , dana pengembangan MBS , blockgrantdan yang lain yang relevan; 3) Masyarakat; 4) NGO; 5) Mitra pemerintah , dan 6)Sektor swasta
Demikian suguhan gunjingan wacana Strategi dan Pola Pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sanggup disampaikan padakesempatan ini.
Semoga Bermanfaat !!!
Labels:Pendidikan
Thanks for reading Strategi dan Pola Pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Please share...!
Tidak ada komentar untuk "Strategi Dan Contoh Training Administrasi Berbasis Sekolah (Mbs) - Tozsugianto"
Posting Komentar